Perekonomian Indonesia di Zaman Raja-Raja
Ciri yang menunjukan kejayaan perekonomian Indonesia adalah
munculnya imperium kerajaan. Letak Indonesia yang strategis juga menjadi faktor
utama terlaksananya perekonomian Indonesia. Letak Indonesia yang dihimpit oleh
dua benua, Asia dan Eropa, dan dua samudra, Pasifik dan Hindia menjadi
keberuntungan karena posisi tersebut menjadi tempat pelayaran niaga antarbenua.
Perdagangan dari peradaban-peradaban besar seperti Cina, Romawi, dan Mesir
membangkirkan semangat para penduduk pribumi untuk berdagang. Pada saat
itu, mulai diperkenalkannya uang berupa koin dan emas untuk menunjang
perekonomian. Perekonomian Indonesia semakin melesat setekah ditemukannya
komoditi yang memiliki nilai besar seperti rempah-rempah.
Perekonomian Indonesia di Zaman Kolonial
Sebelum Indonesia merdeka ada 4 negara yang menjajah,
diantaranya yaiutu Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Dari negara-negara
yang pernah menjajah Indonesia, Belanda yang sangat banyak menanamkan sistem
perekonomian di Indonesia. Belanda yang saat itu menganut paham Merkantilis.
Belanda melimpahkan wewenang untuk mengatur Hindia Belanda kepada VOC. Untuk
mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak Octrooi. Walaupun diberi
hak itu, bukan berarti VOC mempunyai hak seutuhnya terhadap perekonomian Hindia
Belanda. Untuk menjamin hak atas monopoli yang telah ditetapkan, VOC telah
menguasai kota dagang dan jalur pelayaran. VOC juga menetapkan
peraturan-peraturan seperti Verplichte leverentie (kewajiban menyerahkan hasil
bumi pada VOC) dan Contigenten (pajak hasil bumi) untuk mendukung monopoli
tersebut. Namun , pada tahun VOC bubar karena dianggap gagal dalam
mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itu nampak pada definisit kas
VOC. Karena kegagalan tersebut VOC akhirnya diambil alih oleh Bataafsche
Republiek. Tetapi, Bataafsche tidak dapat bertahan lama karena dihadapkan oleh
kekaucaun dalam keuangannya. Pada akhirnya, Inggris mengambil alih pemerintahan
Hindia-Belanda.
Inggris berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang telah
2abad diterapkan oleh Belanda, dengan menetapkan Landrent(pajak tanah). Dengan
sistem tersebut maka masyarakat pribumi akan memiliki uang untuk membeli barang
produk inggris atau yang diimpor dari India. Inilah imperialisme modern yang
menjadikan tanah jajahan tidak sekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya,
tapi juga menjadi daerah pemasaran produk dari negara penjajah.
Pada tahu 1836 atas inisiatif Van Den Bosch sistem tanam
paksa diberlakukan. Tujuannya adalah untuk memproduksi berbagai komoditi yang
ada permintaannya di pasaran dunia. Padahal sistem tersebut sangat merugikan
bagi masyarakat Indonesia karena sangat menguras tenaga dan keringat mereka.
Sistem ini diwajibkan bagi masyarakat menanam tanaman dan menjual hasilnya ke
pemerintah dan dibayar sesuai harga yang ditetapkan pemerintah itu. Namun, dari
sisi negatif tersebut terdapat pula sisi positifnya yaitu masyarakat Indonesia
bisa mengenal tata cara menanam tanaman.
Pada tahun 1942 sampai dengan 1945 Jepang yang menduduki
Indonesia. Terjadi perombakan secara besar-besaran dalam struktur ekonomi pada
masa pemerintahan Jepang. Pada masa kedudukan Jepang terjadilah bencana
kekurangan pangan dan merosot tajamnya kesejahteraan masyarakat. Selain itu
ekspor dan impor macet, sehingga selain kelangkaan panjang juga terjadi
kelangkaan tekstil. Karena tekstil yang didapat adalah dari impor negara lain
ke indonesia. Padahal awalnya Jepang merupakan harapan baru buat perekonomian
Indonesai, namun nyatanya kemiskinan dan kebodohan tetap merajalela.
Perekonomian Indonesia di Zaman Sebelum Kemerdekaan
A.
MASA PASCA KEMERDEKAAN NDONESIA (1945-1950)
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa ini sangatlah buruk, hal itu
disebabkan karena :
1. Inflasi
Inflasi ini dikarenakan adanya mata uang lebih dari satu yang beredar di
masyarakat yang tidak terkendali. Pada saat itu, pemerintah menyatakan bahwa di
Indonesia berlaku 3 mata uang, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang
pemerintah Hindia Belada, dan mata uang pendudukan Jepang. Oktober 1946,
pemerintah RI juga mengeluarkan yang kertas baru, yaitu ORI ( Oeng Republik
Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. padahal berdasarkan teori moneter,
banyaknya jumlah uang yang beredar dapat mempengaruhi kenikan tingkat harga.
2.
Adanya blokade ekonomi oleh Belanda
sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
3.
Kas Negara kosong
4.
Eksploitasi besar-besaran di masa
penjajahan
B.
MASA DEMOKRASI LIBERAL (1950-1957)
Pada masa ini sistem ekonomi menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian
diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez
faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa
bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. hal itu
mengakibatkan memburuknya sistem perekonomian Indonesia karena pengusaha dari
pribumi kalah saing dengan pengusaha dari nonpribumi. Padahal pada saat itu
Indonesia masih baru merdeka.
Usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengatasi masalah ekonomi. Antara lain :
a)
Gunting Syariffudin, yaitu
pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950.
b)
Program Benteng (kabinet Natsir),
yaitu upaya menumbuhkan wiraswasrawan pribumi dan mendorong importir nasional agar
bisa bersaing dengan perusahaan asing
c)
Nasionalisasi De Javasche Bank
menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 tahun 1951 dengan
fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
d)
Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali
Sastroamijoyo I) yaitu penggalangan kerjasama antara penusaha cina dan
pengusaha pribumi.
e)
Pembatalan sepihak atas hasil-asil
KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
C.
MASA DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1967)
Pada masa ini Indonesia menjalan sistem demokrasi terpimpin dan struktur
ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme dimana yang mengendalikan
sistem ekonomi adalah peran pemerintah sepenuhnya secara dominan. Pada sistem
ekonomi tersebut pemerintah yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada keadaan
ekonomi. Pemerintah juga mengambil beberapa keputusan namun keputusan tersebut
belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Keputusan-keputusan yang
diambil pemerintah, antara lain :
1.
Devaluasi yang diumumkan pada 25
Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500
menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan
di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
2.
Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
3.
Devaluasi yang dilakukan pada 13
Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1.
Keputusan-keputusan yang diambil pemerintah juga belum dapat
memperbaiki keadaan ekonomi di Indonesia. Seperti Devaluasi yang dilakukan pada
13 Desember 1965, keputusan yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka
inflasi malah berujung pada meningkatnya angka inflasi. Kegagalan-kegagalan
dalam tindakan moneter tersebut diperparah karena pemerintah tidak menghemat
pengeluaran-pengeluarannya. Pemilihan sistem demokrasi terpimpin ini bisa
diartikan bahwa Indonsia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam poltik,
ekonomi, maupun bidang-bidang lainnya.
D.
MASA ORDE BARU
Masa orde baru merupakan sebutan masa pemerintahan presidan
Soeharto. Pada awal orde baru, stabilitsi ekonomi dan stabilitasi politik
menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha
pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dn pengamanan kebutuhan
pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada tahun 1966
tingkat inflasi kurang lebih 650% per tahun. Pemerintah pada masa orde baru
berusaha menurunkan inflasi dan menstabilkan harga.
Pada masa orde baru ini, pemerintah memilih sistem ekonomi campuran dalam
kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Sistem ekonomi campuran
merupakan paktek dari salah satu teori Keynes tentang campur tangan
pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Sistem campuran ini pemerintah
dan swasta saling bekerja dan berinteraksi dalam menyelesaikan masalah.
Pemerintah turut serta dalam kegiatan transaksi ekonomi. Kebijakan-kebijakan
pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori keynesian. Kebijakan ekonominya
diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan
: kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan. Kesempatan
kerja, kesemptan berusaha, pertisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran
pembangunan, dan peradilan.
Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia terjadi juga praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu, pembangunan di Indonesia hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik dan sosial
yang adil. Selain itu, Indonesia juga mengalami krisis yang merupakan akibat
dari ekonomi global. Harga-harga naik, nilai rupiah melemah sangat serta
timbulnya kekacuan disegala bidang.
E.
ORDE REFORMASI
Pemerintahan presiden B.J. Habibie yang mengawali masa reformasi belum memberikan perubahan
yang cukup baik dalam bidang ekonomi. Kebjakan-kebijakannya diutamakan untuk
mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman
Wahid belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkam negara dari
keterpurukan sedangkan banyak persoalan yang harus dihadapi dari masa orde baru
yaitu masalah KKN, pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan
mempertahankan kurs rupiah. Dikarenakan presiden terlibat skandal yang
menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat akhirnya kedudukannya digantikan
oleh presiden Megawati.
Masa
Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri
Masalah-masalah yang mendesak untuk dipecah adalah pemulihan
ekonomi dan penegakkan hokum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi
persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
1.
Meminta penundaan pembayaran utang
sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemun Paris Club ke-3 dan mengalokasikan
pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
2.
Kebjakan privatisasi BUMN.
Privatisasi adalah menjual perusahaan Negara di dalam periode krisis dengan
tujuan melindungi perushaaan Negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik
dan mengurangi beban Negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia menjadi 4.1%. Namun, kenijakan ini memicu banyak kontroversi,
karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
Pada masa ini juga didirikannya KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi). Dalam pelaksanaannya KPK belum dalam memberikan bukti yang konkrit
dalam pemberantasan korupsi. Padahal korupsi sangat menganggu jalannya
pembangunan nasional dan banyak para investor yang ragu untuk berinvestasi di
Indonesia karena permasalahan ini.
Masa Kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono Hingga Saat Ini
Pada masa kepemimpinan SBY, beliau telah membuat kebijakan yang kontroversi
yaitu dengan naiknya harga BBM, hal ini dikarenakan naiknya harga minyak dunia.
Kenaikan BBM tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan Negara. Kebiajakan
untuk menaikan harga BBM dilakukan untuk menyelamatkan pendapat nasional
Indonesia. Kebijakan tersebut diikut sertakan dengan keluarnya kebijakan
pemerintah dengan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada masyarakat
miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, BLT tersebut tidak berjalan
dengan lancer karena tidak sampai ke tangan yang berhak dan menimbulkan
permasalahan social.
Dikit demi sedikit presiden juga mulai memberantas korupsi,
karena korupsi itu merugikan Negara dan juga mengambil hak rakyat. Hal tersebut
sangat mendapat respon positif dari masyarakat. Dalam penanganan masalah
korupsi ini presiden tidak memancang bulu siapa pun yang berbuat korupsi dan
apapun jabatannya yang melakukan tindak korupsi akan diadili sesuai undang-undang
yang berlaku.
Perekonomian Indonesia saat ini bisa dibilang menganut
sistem liberalis/kapitalis. Hal ini dapat dilihat karena pemerintah membebaskan
rakyatnya untuk beraktivitas, termasuk dalam kegiatan ekonomi. Namun, pada
akhirnya kaum pemodallah yang memegang kekuasaan penting dalam kegiatan ekonomi
ini, sehingga yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin menjadi lebih
miskin. Sistem perekonomian ini dirasakan belum mampu membuat masyarakat
sejahtera.
Dengan adanya masalah-masalah dalam perekonomian Indonesia
diharapkan pemerintah dapat lebih peka untuk mengatasi masalah ini agar
masyarakat semuany dapat hidup sejahtera. Selain itu, masalah KKN yang semakin
maraknya terjadi yang dapat menghancurkan negara ini bisa dapat diatasi dengan
baik. Seperti halnya mereka yang memakai uang negara, seharusnya uang tersebut
bisa saja digunakan untuk memberikan bantuan kepada rakyat yang tidak
mampu, karena dengan seperti itu pemerataan kesejahteraan rakyat bisa saja
terjadi.
Paradigma
Perekonomian Indonesia
Pembangunan perekonomian Indonesia sesuai dengan Pancasila,
berpijar pada nilai moral yang ada di dalam pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus didasari pada moralitas ketuhanan (sila I Pancasila ) dan
kemanusiaan (sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasar pada moralitas
dan humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem
ekonomi yang berparadigma pada pancasila akan menghasilkan perekonomian yang
maju karena menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial,
makhluk pribadi maupun makhluk Tuhan.
Sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan
pengembanga ekonomi yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat.
Pembangunan ekonomi yang berdasarkan pada pancasila merupakan sistem ekonomi
yang berasaskan kekeluargaan. Pembangunan ekonomi diharapkan mampu menghindari
dari bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli dan bentuk-bentuk lainnya yang
berakibatkan orang lain menderita. Pengembangan sistem ekonomi tidak dapat
lepas dari nilai-nilai moral manusia.
Pembangunan
Ekonomi Menurut Rostow
Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses transformasi
suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang
multidimensional. Pembangunan bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu
Negara tetapi juga ditujukan oleh peranan sektor pertanian dan sektor industri.
Proses
pembangunan ekonomi menurut W.W. Rostow dibedakan menjadi 5 yaitu :
1.
Masyarakat Tradisional
Sistem ekonomi yang didominasi masyarakat tradisional adalah
pertanian. Produktivitas. kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan tahapan
pertumbuhan berikutnya. Masyarakat ini dicirikan struktur hirarkis sehingga
mobilitas sosial dan vertikal rendah. Masyarakat tradisional belum menguasai
ilmu pengetahuna secara mendalam harena mereka pada saai itu masih mempercayai
kekuatan diluar manusia atau makhluk gaib. Masyarakat tradisional cenderung
bersifat statis karena susah untuk menerima hal-hal yang baru, selain itu
produksi yang dihasilkan cenderung dikonsumsi untuk mereka sendiri. Biasanya
orang tua dan anaknya memiliki pekerjaan yang sama dan sederajat, tidak ada
kemajuan.
Ciri-ciri masyarakat tradisional :
1.
Fungsi produksi terbatas, cara
produksi masih primitif dan tingkat produktivitas msyarakat rendah
2.
Struktur sosial bersifat hirarkis,
yaitu kedudukan masyarakat tidak berbeda dengan nenek moyang mereka.
3.
Kegiatan politik dan pemerintahan di
daerah-daerah berada di tanga tuan tanah.
2.
Pra-Kondisi Tinggal Landas
Tahapan ini didefinisikan sebagai suatu masa transisi dimana
masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan
sendiri. Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan
terjadi secara otomatis. Selama tahap ini investasi menjadi lebih tinggi dan
hal itu memulai sebuah pembangunan yang dinamis. Sebuah prasyarat untuk
pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi industri yangf berlangsung dalam
satu abad terakhir.
Pembangunan ekonomi menurut Rostow adalah suatu proses yang menyebabkan
perubahan karakterisktik pentign suatu masyarakat, misalknya perubahan keadaan
sistem politik, struktur sosial, sistem nilai dalam masyarakat dan struktur
ekonominya. Suatu masyarakat yang sudah mencapai proses pertumbuhan yang
demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi sudah sering terjadi, boleh
dianggap sudah berada pada tahap pra kondisi tinggal landas.
Kemajuan di sektor pertanian, pertambangan, dan prasarana
harus terjadi bersama-sama dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan
ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor
pertanian dan perkembangan di sektor pertambangan. Kemajuan di sektor pertanian
mempunyai peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal
landas. Peranan sektor pertaian antara lian, kemajuan pertanian menjamin
penyediaan bahan makanan bagi penduduk di pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini
menjamin penduduk agar tidak kelaparan dan menghemat pengeluaran devisa agar
tidak mengimpor beras. Kenaikan produktivitas di sektor pertanian akan
memperluas pasar industri barang-barang konsumsi, serta meningkatkan pendapatan
agar para pekerja dapat memiliki tabungan.
3.
Tinggal Landas
Tahapan ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang
dinamis. Karakterisktik utama dari pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan
dari dalam yang berkelanjutan yang tidak membutuhkan dorongan dari luar. Pada
tahap ini telah tersingkirkan hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan
ekonomi, serta tabungan dan investasi yang efektif meningkat 5% menjadi 10%
dari pendapatan nasional. Industri-industri mulai berkembang dengan sangat
pesat keuntungannya sebagai besar ditanamkan di industri baru.
Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam
masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam
inovasi, atau berupa terbukanya pasar baru. Sebagai akibat dari
perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan
peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi akan mempercepat laju
pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan peonduduk,
sehinggal tingkat p0endapatan perkapita semakin besar.
Rostow mengemukakan 3 ciri negara yang sudah mencapai tahap
tinggal landas untuk mengetahui apakah negara tersebut sudah mencapai masa
tinggal landas atau belum :
1.
Berlakunya kenaikan dalam penanaman
modal yang produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari Produk Nasional Netto
atau NNP.
2.
Berlakunya perkembangan satu atau
beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.
3.
Adanya atau segera terciptanya suatu
ramgka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan
perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan
pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
4.
Menuju kedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ini terjadi setelah negara tersebut
lepas dari masa tinggal landas. Pada tahap ini mulai bermunculan
teknologi-teknologi baru di sektor industri. Hal ini menunjukan bahwa keadaan
ekonomi semakin maju dan perkembangan ekonomi berjalan dengan baik. Biasanya
tahapan ini terjadi sekitar 60 tahun setelah meninggalkan masa tinggal landas.
5.
Era Konsumsi Tinggi
Tahapan ini merupaka tahap terakhir dari Lima tahap model
perkembangan ekonomi menurut Rostow. Pada tahap ini sebagian masyarakat hidup
secara makmur. Perhatian masyarakat tertuju pada konsumsi dan kesejahteraannya
bukan masalah produksi. Selain itu, investasi untuk meningkatkan produksi
sudah tidak lagi menjadi tujuan utama.
REPELITA
Repelita I
(1969-1974)
Repelita I bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian. Pemerintah telah menyusun
program-program untuk merealisasikan repelita I tersebut, yaitu :
1.
Memberikan bibit unggul kepada
petani dan melakukan percobaan untuk menghasilkan bibit unggul yang tahan hama.
2.
Memperbaiki infrastruktur yang digunakan
oleh sektor pertanian.
3.
Melakukan transmigrasi agar lahan
yang berada di Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua dapat diolah agar menjadi
lahan yang menghasilkan bagi perekonomian.
Repelita I ini menekankan pada bidang pertanian karena
sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan yang bermata pencarian
dibidang pertanian, selain itu Indonesia juga termasuk negara Agraris. Hal ini
berarti sumber pendapatan terbesar yaitu berasal dari sektor pertanian. Dengan
penekanan pada sektor pertanian juga memajukan pendapatan masyarkat pedesaan.
Repelita
II (1974-1979)
Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun.
Prioritas utamanya adalah sector pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi
kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
Repelita
III (1979-1984)
Pertumbuhan ekonomi yang dialami pada saat repelita II
sangat tinggi namun itu lebih rendah dari yang ditargertkan sebesar 7,5%t.
Namun, sangat dirasakan kurang adanya keseimbangan pengembangan perekonomian
antara kota dan desa serta ke. Pada masa repelita ini diharapkan pembangunan
perekonomian dapat merata. Dalam merealisasiakan tujuan tersebut dibuat
kebijakan delapan jalur pemerataan yang intinya adalah :
1.
Pemerataan kebutuhan pokok rakyat,
terutama pangan, sandang dan papan.
2.
Pemerataan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan.
3.
Pemerataan pembagian pendapatan.
4.
Pemerataan perluasan kesempatan
kerja
5.
Pemerataan usaha
6.
Pemerataan kesempatan berpartisispasi
7.
Pemerataan pembangunan antar daerah
8.
Pemerataan kesempatan memperoleh
keadilan.
Pertumbuhan perekonomian pada tahun ini dihambat oleh resesi
dunia yang belum juga berakhir. Pada tahun tahun akhir repelita III neraca
pembayaran Indonesia semakin buruk hal itu dikarenakan harga minya yang semakin
menurun. Pada akhir tahun repelita III nilai dolar menguat, nilai suku bunga
riil AS menguat yang mengakibatkan semakin besar beban hutan negara-negara
berkembang.
Repelita
IV (1984-1989)
Pada repelita IV ini lebih untuk peningkatan usaha-usaha
untuk mensejahterakan kerja , memperluas lapangan kerja, mertioratakan
pendapatan.Prioritas pada repelita ini bertujuan untuk memantapkan swasembada
pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri
sendiri. Pada tahun 1984 Indonesia tidak lagi mengimpor beras, sehingga devisa
yang sebelumnya digunakan untuk mengimpor beras dapat digunakan untuk
pembangunan.
Repelita V
(1989-1994)
Repelita ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahterakan
taraf hidup rakyat, kecerdasan dan kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat
yang makin merata dan adil. Selain itu, meletakkan landasan yang kuat untuk
tahap pemangunan berikutnya. Prioritas repelita ini yaitu menitikberatkan pada
bidang ekonomi pada sektor pertanian dan industri.
Thank you, good article ... This world exists, Alamat Toko Vimax di Bandung it is only necessary that we pay attention to it before it disappears. The speed of things nowadays has taken away the ability to teach this to our children. It is up to us to reverse this picture, and I do not mean the world, but each one in his house, with his children, nephews and brothers.
BalasHapus